Hai… bagaimana kabarnya?
Apakah atmosfer itu memayungimu?
Aku disini lagi menatap langit
Sedikit cuacanya tidak bagus
Sepotong bulan tersenyum geli
Matanya mendelek berpaling dari aku
Oow… tinta pun sudah tidak berbicara lagi
Memang malang rasanya ketika harus menulis
di atas pasir dan menyaksikannya dihapus angin
seperti waktu tertindis dibawah payung jingga
mataku seperti biasa membias dan kau berkaca didalamnya
tetesan liur yang terjatuh diantara belahan dada
terhenti sengaja lidahku menahannya
lalu bibirku memapahnya sampai kebawah perut
Bintang kejora pun menangis dalam rangkulan gulita
Lenyap sebelum berbaur dengan bintang lainnya
Fajar yang tak pernah datang
Angin yang menawan menyiksaku dengan suasananya
Walau bercerita lagi tak akan habis sampai esok
Cukup dilamunkan saja karena kepalaku sakit
Bagaimana dengan kamu?
Apakah sentuhan tanganku yang kasar ini membekas?
Yogyakarta, 23 Mei 2007
No comments:
Post a Comment