Wednesday, January 23, 2008

Aku, Kopi Dan Kamu

“Tantunya kamu masih ingat bukan?…

Tapi tidak apa-apa kalau memang sudah di lupakan

Bukan maksud untuk mengingatkan

Hanya ingin bercerita saja…”

Wangi kopi yang kau seduh

Menata gairah di kala hujan

Manisnya sampai terasa pada saat berciuman

Legit dari ujung bibir tertinggal di atas rahang

Sungguh manis perpaduan yang kita cicipi itu

“Jangan diaduk biarkan itu mengendap,

jangan simpan sendok didalam gelas”

Ucapmu sambil menutup gelas itu agar hangatnya tetap terjaga

“tapi aku tidak bisa merasakan aromanya”

Kataku sambil meraih dan membuka kembali gelas itu

Lalu menyeruputnya

Kamu yang memegang sendok

Aku memegang gelas yang hangat

Saling bertatapan….

Kamu jilati sisa kopi di ujung sendok

Aku masih memegang gelas dan merasakan hangatnya

Saling bertatapan dan tersenyum

“kita aduk ya?”

Saranku

“jangan, nanti tidak manis lagi”

Jawab kamu dengan sendok yang masih di dalam mulutnya

“tapi lebih nikmat lagi kalau kopi ini tetap kental”

Rayu ku yang seakan memaksa

“baiklah, tapi setelah itu sendoknya jangan disimpan terus di gelas”

Balas kamu dengan berat menaruh sendok itu di dalam gelas

Sendok itu aku aduk dan berhenti setelah kamu bilang cukup

Tanganmu memegangi gelas itu, karena kamu tidak suka bunyi

Sendok yang menyentuh dinding gelas

Nikmatnya kopi itu membenamkan kamu dalam pangkuanku dan terlelap

Kini Aku sendiri yang menghabiskan kopi itu

Kamu terbangun sambil marah-marah

Dan meninggalkan aku setalah hujan itu reda, sambil berkata

“sudah kubilang jangan terlalu lama di aduknya!”

Aku heran sambil melihat gelas yang beisi tinggal ampasnya saja

“jadi begitulah kronologisnya. Aku tidak mengaduknya lagi

Sebenarnya kopi itu sudah habis dan kamu meminum ampasnya”

Yogyakarta, 24 Mei 2007

No comments: